Keunggulan kompetetif terkait dengan persaingan dunia kerja
yang penuh ketidakpastian akibat dari VUCA World.
Pendahuluan
Dulu orang yang mencari
perusahaan untuk memberinya kerja, namun kini sebaliknya, orang yang
bertalentalah menjadi keunggulan perusahaan. Talent yang dulunya hanya berperan
kecil terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi penentu perubahan. Hal itu
juga terjadi pada loyalitas karyawan yang dulunya berpikir untuk berkarya
long-term pada sebuah perusahaan, kini komitmen orang lebih bersifat
short-term.
Ketidakpastian dampak
dari VUCA ini dibutuhkan kesiapan khusus untuk bisa bertahan dalam kompetisi.
Sekarang, siapa yang dapat bertahan hidup itu bukanlah mereka yang besar dan
kuat, tapi merekalah yang mampu menyesuaikan diri. Jadi tidak cukup karakter
biasa saja untuk menghadapi VUCA. Setidaknya tiga hal yang harus dimiliki yaitu
kompetensi, karakter, dan behaviour. Mindset dan leadership juga sangat perlu
dibentuk dalam menghadapi persaingan di era VUCA.
Problematika dan
tantangan di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) mau
tidak mau harus siap dihadapi oleh pelaku bisnis. Kesiapan itu bukan hanya dari
diri sendiri, tetapi juga seluruh tim di perusahaan. VUCA menciptakan suatu
tren baru yang penting untuk dipahami oleh praktisi SDM dan pemimpin perusahaan
masa kini.
Sebagai contoh
persaingan yang sangat terlihat saat ini, yaitu adanya perusahaan yang berbasis
moda transportasi online yaitu GO-JEK dan menimbulkan banyaknya masyarakat
berlomba untuk dapat bekerja sebagai driver disebuah armada yang hebat itu.
Namun apakah beberapa mitra driver yang dimiliki saat ini sudah kompeten?
Keunggulan kompetitif
apa saja yang sudah Saya miliki ? Apakah Saya bisa bertahan dalam menghadapi persaingan
dunia kerja yang penuh ketidakpastian akibat dari VUCA World ?
Skill yang Saya miliki
sendiri adalah dapat mengoperasikan Sosial
Media, Microsoft Office, SPSS, dan sedikit ahli dalam
memperbaiki/memodifikasi software Windows
dan Android.
Saya biasa membuat dan menetapkan
suatu keputusan dan selalu memiliki sikap bertanggungjawab, karena Saya didalam
rumah memiliki peran sebagai kepala rumah tangga menggantikan sosok Bapak yang
sudah tidak berkumpul bersama keluarga Saya lagi. Sehingga Saya sudah biasa
menjadi seorang pemimpin didalam keluarga. Melakukan hal-hal seperti
membimbing, mengarahkan, dan menjaga kehidupan keluarga Saya dan
bertanggungjawab dalam menghadapi masalah keluarga sudah menjadi makanan
sehari-hari. Sehingga apabila Saya bekerja sebagai seorang Pemimpin atau
Leader, Saya sudah siap menghadapi tekanan-tekanan yang kadang kala akan menimpa
Saya.
Pendidikan Saya sendiri
saat ini lulusan SMA dari jurusan IPA dan sedang melanjutkan studi Administrasi
Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Walaupun pengetahuan dasar
Saya dibidang Sosial dan Politik ini tidak ada dikarenakan saat SMA Saya
mengambil jurusan IPA, namun saya berani untuk mengambil jurusan tersebut
karena saat lulus S1 nanti Saya ingin sekali bekerja di dalam sebuah birokat
pemerintahan Indonesia. Yang penting Saya selalu fokus menjalani proses kuliah
agar dapat menyelesaikan S1 dengan IPK yang baik.
Selain itu, Saya
merupakan salah satu mitra driver yang bekerja di GO-JEK Indonesia. Iya, Saya
kuliah sambil mengisi waktu luang Saya sebagai driver GO-JEK. Saya sadar
banyaknya driver yang bernaung di GO-JEK saat ini membuat persaingan terhadap
setiap driver yang lain juga sangat rumit. Namun untungnya di GO-JEK memiliki
program Training Safety Driving.
Penting bagi driver Gojek untuk mengikuti pelatihan Safety Riding agar ketika beroperasi lebih memperhatikan kenyamanan
serta keamanan penumpang. Dengan mengikuti program tersebut, maka seorang
driver dapat memperoleh pengetahuan seputar keamanan berkendara. Disamping itu
pelatihan juga dilakukan oleh tenaga profesional berpengalaman sehingga
prosesnya akan lebih cepat. Pelatihan yang diberikan mencakup teori dan praktek
sehingga dapat dipelajari secara langsung oleh driver.
Materi pelatihan yang
diberikan adalah Street Smart Program
dimana memiliki 3 point penting. Materi mencakup teori, skill awareness dan
commentary driving yang diberikan kepada driver. Untuk teori-nya driver GO-JEK akan mendapatkan pengetahuan berkendara
mencakup rambu lalu lintas dan etika berkendara. Materi skill awareness mengajarkan kemampuan dasar dalam berkendara
mencakup kondisi jalan, manuver serta lain nya. Lalu materi commentary driving akan mengajarkan
driver seputar breaking ataupun pengereman mendadak. Tentunya mengikuti
pelatihan ini sangat banyak manfaat nya, baik secara skill maupun pengetahuan
berkendara bagi pengemudi GO-JEK. Tak heran apabila pelatihan ini diwajibkan
oleh pihak GO-JEK dimana dibagi kedalam beberapa gelombang pelatihan yang
diikuti ribuan driver.
Menurut Saya metode
seperti itu juga seharusnya dapat dilakukan juga oleh perusahaan-perusahaan
lain meskipun bukan dibidang yang seperti Saya tekuni ini. Karena apabila kita terus
menerus mendalami semua pengetahuan dan mengasah skill yang kita punya saat ini
pasti dapat menghidari dari efek dari VUCA WORLD yang ada saat ini. Pelatihan
mental juga sangat diperlukan bagi kita dalam menghadapi persaingan kedepannya.
Kebanyakan dari kita sudah merasa dirinya kalah atau kurang jika dihadapkan
dengan pesaing yang latar belakang pendidikan-nya lebih baik dari kita. Asalkan
kita mempunyai kemauan yang besar dan tekad yang tinggi, kita pasti bisa
menjadi kompetitor yang sulit dikalahkan dalam kompetisi sumber daya manusia
ini.
Untuk itu, Saya siap
dan berani untuk bersaing dengan para SDM (Sumber Daya Manusia) dibidang Pelayanan
Publik lainnya. Dengan pengalaman Saya sebagai driver, Saya tidak hanya sekedar
bisa mengantar penumpang dengan baik, namun saya juga dapat membagi waktu yang
tepat dalam memilih rute yang efektif dan efisien saat mengantar penumpang
alias pelanggan/konsumen Saya.
Menurut Saya dengan
semua yang Saya punya dan alami, Saya sudah siap menghadapi VUCA World.
Created
by.
NAMA : Andikaputra Mahatamtama Arya
NIM : 201621168
MATA KULIAH : Sistem Informasi Manajemen
(Kelas Sore)